Pages

Subscribe:

Selasa, 08 Maret 2011

TUGAS IBD

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



MANUSIA
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan dan termasuk ciptaan yang sempurna karena manusia memiliki akal pikiran, napsu, dll. Manusia merupakan makhluk social. Karena ia tidak bisa menjalani seluruh kehidupannya seorang diri. Ia membutuhkan orang lain untuk membantu proses kehidupannya dan juga untuk mempertahankan keturunannya. Karena memiliki napsu, manusia cenderung tidak pernah puas atas segala sesuatu yang sudah dimilikinya. Itu yang membuat pikiran manusia semakin maju. Karena ia akan selalu berusaha untuk memenuhi keinginannya.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Karena manusia itu bermacam-macam, mereka digolongkan dalam beberapa hal. Seperti jenis kelamin (Laki-laki atau Perempuan), Usia, Kepercayaan / agama, sampai ciri-ciri fisiknya seperti bentuk wajah, rambut, warna kulit, dll.

KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh suatu masyarakat tertentu, dan disetujui / disepakati oleh masyarakat tersebut sehingga menjadi cirri khas masyarakat tersebut. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Lalu hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu:
1) Sebagai penganut kebudayaan,
2) Sebagai pembawa kebudayaan,
3) Sebagai manipulator kebudayaan,
4) Sebagai pencipta kebudayaan
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
SUMBER : http://lemonpie19.blogspot.com/2010/10/hubungan-manusia-dan-kebudayaan.html dan google .

MANUSIA DAN KEADILAN

Dalam Hidupdan Kehidupan, Setiap Manusia Dalam Melakukan Aktifitasnya Pasti Pernah Menemukan Perlakuan Yang Tidak Adil Atau Bahkan Sebaliknya, Melakukan Hal Yang Tidak Adil. Dimana Pada Setiap Diri Manusia Pasti Terdapat Dorongan Atau Keinginan Untuk Berbuat Kebaikan “Jujur”. Tetapi Terkadang Untuk Melakukan Kejujuran Sangatlah Tidak Mudah Dan Selalui Dibenturkan Oleh Permasalahan – Permasalahan Dan Kendala Yang Dihadapinya Yang Kesemuanya Disebabkan Oleh Berbagai Sebab, Seperti Keadaan Atau Situasi, Permasalahan Teknis Hingga Bahkan Sikap Moral.

Dampak Positif Dari Keadilan Itu Sendiri Dapat Membuahkan Kreatifitas Dan Seni Tingkat Tinggi. Karena Ketika Seseorang Mendapat Perlakuan Yang Tidak Adil Maka Orang Tersebut Akan Mencoba Untuk Bertanya Atau Melalukan Perlawanan “Protes” Dengan Caranya Sendiri. Nah… Cara Itulah Yang Dapat Menimbulkan Kreatifitas Dan Seni Tingkat Tinggi Seperti Demonstrasi, Melukis, Menulis Dalam Bentuk Apabun Hingga Bahkan Membalasnya Dengan Berdusta Dan Melakukan Kecurangan.

Keadilan Adalah Pengakuan Atas Perbuatan Yang Seimbang, Pengakuan Secara Kata Dan Sikap Antara Hak Dan Kewajiban. Setiap Dari Kita “Manusia” Memiliki Itu “Hak Dan Kewajiban”, Dimana Hak Yang Dituntut Haruslah Seimbang Dengan Kewajiban Yang Telah Dilakukan Sehingga Terjalin Harmonisasi Dalam Perwujudan Keadilan Itu Sendiri.

Keadilan Pada Dasarnya Merupakan Sebuah Kebutuhan Mutlak Bagi Setiap Manusia Dibumi Ini Dan Tidak Akan Mungkin Dapat Dipisahkan Dari Kehidupan. Menurut Aristoteles, Keadilan Akan Dapat Terwujud Jika Hal – Hal Yang Sama Diperlakukan Secara Sama Dan Sebaliknya, Hal – Hal Yang Tidak Semestinya Diperlakukan Tidak Semestinya Pula. Dimana Keadilan Memiliki Cirri Antara Lain ; Tidak Memihak, Seimbang Dan Melihat Segalanya Sesuai Dengan Proporsinya Baik Secara Hak Dan Kewajiban Dan Sebanding Dengan Moralitas. Arti Moralitas Disini Adalah Sama Antara Perbuatan Yang Dilakukan Dan Ganjaran Yang Diterimanya. Dengan Kata Lain Keadilan Itu Sendiri Dapat Bersifat Hokum.

Keadilan Itu Sendiri Memiliki Sifat Yang Bersebrangan Dengan Dusta Atau Kecurangan. Dimana Kecurangan Sangat Identik Dengan Perbuatan Yang Tidak Baik Dan Tidak Jujur. Atau Dengan Kata Lain Apa Yang Dikatakan Tidak Sama Dengan Apa Yang Dilakukan.

Kecurangan Pada Dasarnya Merupakan Penyakit Hati Yang Dapat Menjadikan Orang Tersebut Menjadi Serakah, Tamak, Rakus, Iri Hati, Matrealistis Serta Sulit Untuk Membedakan Antara Hitam Dan Putih Lagi Dan Mengkesampingkan Nurani Dan Sisi Moralitas.

Ada Beberapa Faktor Yang Dapat Menimbulkan Kecurangan Antara Lain ;

1.   Faktor Ekonomi. Setiap Berhak Hidup Layah Dan Membahagiakan Dirinya. Terkadang Untuk Mewujudkan Hal Tersebut Kita Sebagai Mahluk Lemah, Tempat Salah Dan Dosa, Sangat Rentan Sekali Dengan Hal – Hal Pintas Dalam Merealisasikan Apa Yang Kita Inginkan Dan Pikirkan. Menghalalkan Segala Cara Untuk Mencapai Sebuah Tujuan Semu Tanpa Melihat Orang Lain Disekelilingnya.

2.   Faktor Peradaban Dan Kebudayaan Sangat Mempengaruhi Dari Sikapdan Mentalitas Individu Yang Terdapat Didalamnya “System Kebudayaan” Meski Terkadang Halini Tidak Selalu Mutlak. Keadilan Dan Kecurangan Merupakan Sikap Mental Yang Membutuhkan Keberanian Dan Sportifitas. Pergeseran Moral Saat Ini Memicu Terjadinya Pergeseran Nurani Hamper Pada Setiapindividu Didalamnya Sehingga Sangat Sulit Sekali Untuk Menentukan Dan Bahkan Menegakan Keadilan.

3.   Teknis. Hal Ini Juga Sangat Dapat Menentukan Arah Kebijakan Bahkan Keadilan Itu Sendiri. Terkadang Untuk Dapat Bersikapadil,Kita Pun Mengedepankan Aspek Perasaan Atau Kekeluargaan Sehingga Sangat Sulit Sekali Untuk Dilakukan. Atau Bahkan Mempertahankan Keadilan Kita Sendiri Harus Bersikap Salah Dan Berkata Bohong Agar Tidak Melukai Perasaan Orang Lain. Dengan Kata Lian Kita Sebagai Bangsa Timur Yang Sangat Sopan Dan Santun.

4.   Dan Lain Sebagainya.

Keadilan Dan Kecurangaan Atau Ketidakadilan Tidak Akan Dapat Berjalan Dalam Waktu Bersamaan Karena Kedua Sangat Bertolak Belakang Dan Berseberangan.