Pages

Subscribe:

Jumat, 07 Oktober 2011

TUGAS KEDUA Teori Organisasi Umum 1.

I. PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI.

A. Definisi dan Klasifikasi kelompok
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal. Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan oleh struktur organisasi, dengan penegasan yang ditunjuk untuk menjalankan tugas-tugas. Dalam kelompok  Dalam kelompok formal, perilaku-perilaku yang seharusnya dtunjukkan dalam kelompok ditentukan oleh dan diarahkan untuk tujuan organisasi.
Kelompok-kelompok sering terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih karakteristik yang sama. Kami menyebut formasi ini kelompok persahabatan persekutuan social, yang sering dikembang luaskan dari situasi kerja.
B. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Pada umumnya kelompok-kelompok mengikuti suatu urutan baku dalam evolusi mereka. Kami menyebut urutan ini model lima tahap dari perkembangan kelompok
Tahap Pembentukan (forming)
Tahap pembentukan ini dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Para anggota mengujicoba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang diterima baik Tahap ini selesai para anggota telah memulai tentang berpikir tenang diri mereka sendiri sebagai bagian dari suatu kelompok.
Tahap Keributan (storming)
Tahap Keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok. Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan kendala-kendalayang dikenakan oleh kelompok terhadap individualis. Lebih lanjut, ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok. Bila tahap ini telah lengkap, terdapat suatu hierarki yang relative jelas dari kepemimpinan di dalam kelompok.
Tahap Penormaan (norming)
Tahap Penormaan adalah tahap dimana hubungan yang karibdan kelompok memperagakan kesalingtarikan. Sekarang ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyerap perangkat harapan bersama dari apa yang menetapkan perilaku anggota yang benar.
Tahap Pelaksanaan (performing)
Pada titik ini struktur itu telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik. Energi Kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain ke kepelaksanaan tugas di depan mata.
Tahap Penundaan (adjourning)
Dalam tahap ini, kelompok mempersiapkan pembubaran. Kinerja tugas tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok itu. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan ke penyelesaian aktivitas. Respon anggota kelompok beraneka dalam tahap ini. Beberapa merasa puas, dengan bersenang-senang dalam prestasi kelompok. Yang lain mungkin murung akan hilngnya persahabatan yang diperoleh selama kehidupan kelompok kerja itu.
C. Karakteristik kepribadian
Ada banyak sekali riset tentang hubungan antara cirri kepribadian serta sikap dan perilaku kelompok. Kesimpulan umum adalah bahwa atribut yang cenderung, mempunyai konotasi positif dalm budaya kita cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas, semangat dan kekohesian kelompok. Ini mencangkup ciri-ciri seperti misalnya kemahiran bergal, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Konrtras dengan itu, karakteristik yang dievaluasi secara negative seperti misalnya otoritariarisme, dominasi dan tidakkonvensionalan cenderung berhubungan secara negative dengan variabel-variabel bergantung. Ciri-Ciri kepribadian ini mempengaruhi bagaimana individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.
D. Stuktur Kelompok
Kelompok kerja gerombolan yang tidak terorganisasi. Kelompok kerja mempunyai suatu struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan meramalkan bagian besar dari perilaku individual di dalam kelompok itu sendiri.
E. Peran
Semua anggota adalah aktor, masing-masing memainkan suatu peran. Yang kami maksud dengan istilah ini adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dikaitkan pada seseorang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit.

II.  PENGERTIAN KONFLIK.

Konflik adalah suatu bentuk hubungan interaksi seseorang dengan orang lain atau suatu kelompok dengan kelompok lain, dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan, berpeluang dan berkemampuan saling melakukan tindakan untuk mempertentangkan suatu isu yang diangkat dan dipermasalahkan antara yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan tertentu.
Sumber dan Jenis - Jenis Konflik.
Akan membantu memahami suatu konflik dengan menilai sifat dari masalah pada suatu situasi tertentu. Konflik biasanya muncul berasal dari satu atau beberapa sumber berikut ini.
1 . Konflik menyangkut informasi 
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidak meiliki informasi yang sama tentang suatu situasi. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda,pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentigan yang berbeda terhadap informasi yang sama. Diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
2. Konflik menyangkut Sumberdaya 
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar / negosiasi. Namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling mempertikaikan sumberdaya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentang relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak
3. Konflik tentang Relasi 
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaikan. Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan, tangung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
4. Konflik menyangkut Kepentingan atau Kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat seperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang di permukaan terkesan seperti persaingan menyangkut benda-benda materi belaka. Kesempatan yang konstruktif bagi individu atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa diri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini. Pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumberdaya seringkali ditentukan baik oleh penguasa aneka kepentingan atau kebutuhan orang-oarang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil. 
5. Konflik Menyangkut Struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menentukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan. Konflik menyangkut atau di dalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan. Konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
6. Konflik Menyangkut Nilai-Nilai Hidup 
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan. Karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jati dirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan. Kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup. Dalam kenyataan, dengan memberi kesempatan kepada orang yang bertikai untuk menjernihkan nilai-nilai hidup mereka dan merasa bahwa mereka telah didengarkan serta dipahami seringkali langkah itu dapat membuat mereka meniggalkan sikap defensif dan belajar hidup bersama dengan saling menerima berbagai perbedaan yang ada di antara mereka.

III. KEKUASAAN & POLITIK .
Kekuasaan dan politik adalah sebuah "sahabat". Politik adalah suatu cabang ilmu sosial yang sering dianggap terkait erat dengan bagaimana manusia meraih kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut.Ketika memegang kekuasaan atau mengharapkan kekuasaan yang menjanjikan kemakmuran diri sendiri, ada kencenderungan manusiaakan melakukan korupsi, suap, bahkan melakukan kelicikan hanya demi tercapainya kekuasaan yang menjanjikan kemakmuran tersebut.
Itulah hal yang menyebabkan bahwa banyak masyarakat awam yang menganggap politik praktis sebagai sesuatu yang buruk, terkadang muncul celaan serta hujatan terhadap para birokrat dan para pelaku politik praktis yang mempraktekkan tindakan di luar harapan masyarakat umum. Lalu berikutnya, muncul di benak kita tentang apakah yang dimaksud dengan kekuasaan dan hubungan antara kekuasaan dan politik? Sehingga dapat menjadi sesuatu yang terkadang dilematis dalam ranah perpolitikan praktis di tanah air.
Sebagai sesuatu sifat yang dianggap sangat krusial dalam ilmu politik, kekuasaan adalah konsep yang paling sering kita temui dalam buku-buku ilmu politik dewasa ini, sehingga dapat kita temukan beragam definisi tentang kekuasaan dari para anggota . Suatu pengertian yang paling sederhana tentang kekuasaan ini adalah kemampuan subjek untuk dapat mempengaruhi perilaku objek, sehingga apa yang dilakukan objek akan sesuai dengan kehendak subyek. Subjek dan objek tersebut dapat merupakan seorang, sekelompok orang atau kolektivitas.
Sosiolog Max Weber dalam buku Wirtschaft und Gessellshaft (1922) yang dikutip lewat Dasar-dasar Ilmu Politik-nya Miriam Budiardjo berpendapat bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan apapun dasar kemampuan tersebut.
Menanggapi pernyataan Max Weber tersebut maka terbayang pada suatu penguasaan yang cenderung pada kemauan sendiri sehingga seringkali dirasakan ketidakadilan. Namun, suka atau tidak itu adalah suatu pendapat yang banyak para sarjana bertolak pada hal itu.
Benar atau tidaknya dan sedikit banyaknya telah dirasakan oleh bangsa kita saat era pemimpin-pemimpin masa lalu, atau bahkan saat ini yang kita sadari atau tidak kita sadari, contoh yang paling konkret adalah pada era kepemimpinan Soeharto yang cenderung otoriter dan pada keinginan sendiri sehingga muncul istilah asal bapak senang dalam pemerintahan.
Barbara Goodwin (2003) mengemukakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk menyebabkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan tidak akan dipilih, seandainya ia tidak dilibatkan. Dengan kata lain memaksa seseorang melakukan sesuatu di luar kehendaknya.
Suatu kepemimpinan dalam politik tentu saja berawal dari tujuan yang mulia, yaitu menciptakan suatu pemerintahan yang mensejahterakan rakyat dan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bukannya menciptakan penderitaan yang lebih banyak untuk masyarakat. Berhasil atau tidaknya tujuan tersebut tergantung pada siapa yang memegang kekuasaan dan bagaimana pemimpin tersebut dapat menjalankan kekuasaan dengan sebaik-baiknya.
Esensinya bahwa setiap penguasa harus orang-orang yang amanah, yang dengan kemampuannya memimpin dapat memberikan suatu pengaruh yang positif untuk kemajuan bangsa dan negara. Terlepas dari apakah pengaruh pada kekuasaannya bersifat memaksa atau tidak, namun yang terpenting adalah setiap pemegang kekuasaan harus menyadari bahwa mereka wajib untuk mendahulukan kepentinganrakyat di atas kepentingan golongan dan pribadinya.
Setiap penguasa harus menyadari bahwa apa yang dia miliki semata hanyalah tanggung jawab yang besar dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipertanggungjawabkan di akhirat.
IV. PENGERTIAN MOTIVASI.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Faktor Ekstern
·         Lingkungan kerja
·         Pemimpin dan kepemimpinannya
·         Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
·         Dorongan atau bimbingan atasan

2. Faktor Intern
·         Pembawaan individu
·         Tingkat pendidikan
·         Pengalaman masa lampau
·         Keinginan atau harapan masa depan.



Sabtu, 24 September 2011

TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM 1

 TUGAS I


Pengertian organisasi : struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. ( Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro )


Sumber : http://duniabaca.com/pengertian-organisasi.html

Hubungan antara manajemen dan organisasi :
Organisasi
Ketika kita membayangkan seluruh hal tadi, inilah yang saya sebut sebagai gerak organisasi. Organisasi bergerak untuk menghasilkan sesuatu, bisa berupa benda atau pun jasa tertentu. Benda yang kita lihat tadi merupakan hasil dari suatu proses menggerakkan sumber daya organisasi berupa bahan baku dan orang-orang di dalamnya. Robbins dalam Perilaku Organisasi mendefinisikan organisasi sebagai “suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.”

Definisi ini menjelaskan bahwa segala kegiatan yang dikoordinasikan oleh minimal dua orang sudah masuk dalam kategorinya. Di dalamnya terdapat tujuan yang ingin dicapai, bisa berupa suatu statemen atau pun hasil, semisal kain tadi.

Manajemen

Segala yang terjadi dalam proses mencapai tujuan tadi memerlukan pengelolaan. Disinilah manajemen masuk dalam organisasi. Dalam kalimat yang sederhana, manajemen berarti juga proses mengatur segala hal dalam organisasi. Manajemen, menurut Robbins, memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukannya dalam mengelola organisasi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan
4. Pengendalian


Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur organisasi. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di mana keputusan harus diambil.

Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komuniakasi yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara anggota, mereka itu sedang melaksanakan kepemimpinan.

Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana-rencana dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan dimotivasi, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk memastikan bahwa semua urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Kinerja yang sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen utnuk mengembalikan organisasi itu pada jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi pengendalian.


Sumber : http://satriagosatria.blogspot.com/2009/09/hubungan-organisasi-dengan-manajemen.html

Hubungan antara manajemen dan tata kerja :
* Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai factor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.

* Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia

Itulah sedikit pengetahuan tentang tata kerja, yang saya tulis setelah membaca sebuah buku. Moga dapat diambil manfaatnya.


Sumber : http://tamrinarea.blogspot.com/2010/04/tata-kerja-dalam-manajemen.html

 TUGAS II
Ciri - Ciri Organisasi :
Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
- Adanya tujuan
- Adanya sasaran
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931283-ciri-ciri-organisasi/#ixzz1Yr9bNGkN



Unsur - Unsur Organisasi :

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Sumber : http://dahlanforum.wordpress.com/2009/07/21/unsur-unsur-organisasi

TUGAS III

Contoh macam-macam organisasi niaga dan sosial :
Macam-macam Organisasi Niaga :
- Perseroan Terbatas (PT)‏
- Perseroan Komanditer (CV)‏
- Firma (FA)‏
- Koperasi
- Join Ventura
- Trus
- Kontel
- Holding Company



Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
- Jalur Keagamaan
- Jalur Profesi
- Jalur Kepemudaan
- Jalur Kemahasiswaan
- Jalur Kepartaian & Kekaryaan



Sumber : http://marinnrin.wordpress.com/2010/10/05/macam-macam-organisasi/








Selasa, 08 Maret 2011

TUGAS IBD

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



MANUSIA
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan dan termasuk ciptaan yang sempurna karena manusia memiliki akal pikiran, napsu, dll. Manusia merupakan makhluk social. Karena ia tidak bisa menjalani seluruh kehidupannya seorang diri. Ia membutuhkan orang lain untuk membantu proses kehidupannya dan juga untuk mempertahankan keturunannya. Karena memiliki napsu, manusia cenderung tidak pernah puas atas segala sesuatu yang sudah dimilikinya. Itu yang membuat pikiran manusia semakin maju. Karena ia akan selalu berusaha untuk memenuhi keinginannya.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Karena manusia itu bermacam-macam, mereka digolongkan dalam beberapa hal. Seperti jenis kelamin (Laki-laki atau Perempuan), Usia, Kepercayaan / agama, sampai ciri-ciri fisiknya seperti bentuk wajah, rambut, warna kulit, dll.

KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh suatu masyarakat tertentu, dan disetujui / disepakati oleh masyarakat tersebut sehingga menjadi cirri khas masyarakat tersebut. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Lalu hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu:
1) Sebagai penganut kebudayaan,
2) Sebagai pembawa kebudayaan,
3) Sebagai manipulator kebudayaan,
4) Sebagai pencipta kebudayaan
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
SUMBER : http://lemonpie19.blogspot.com/2010/10/hubungan-manusia-dan-kebudayaan.html dan google .

MANUSIA DAN KEADILAN

Dalam Hidupdan Kehidupan, Setiap Manusia Dalam Melakukan Aktifitasnya Pasti Pernah Menemukan Perlakuan Yang Tidak Adil Atau Bahkan Sebaliknya, Melakukan Hal Yang Tidak Adil. Dimana Pada Setiap Diri Manusia Pasti Terdapat Dorongan Atau Keinginan Untuk Berbuat Kebaikan “Jujur”. Tetapi Terkadang Untuk Melakukan Kejujuran Sangatlah Tidak Mudah Dan Selalui Dibenturkan Oleh Permasalahan – Permasalahan Dan Kendala Yang Dihadapinya Yang Kesemuanya Disebabkan Oleh Berbagai Sebab, Seperti Keadaan Atau Situasi, Permasalahan Teknis Hingga Bahkan Sikap Moral.

Dampak Positif Dari Keadilan Itu Sendiri Dapat Membuahkan Kreatifitas Dan Seni Tingkat Tinggi. Karena Ketika Seseorang Mendapat Perlakuan Yang Tidak Adil Maka Orang Tersebut Akan Mencoba Untuk Bertanya Atau Melalukan Perlawanan “Protes” Dengan Caranya Sendiri. Nah… Cara Itulah Yang Dapat Menimbulkan Kreatifitas Dan Seni Tingkat Tinggi Seperti Demonstrasi, Melukis, Menulis Dalam Bentuk Apabun Hingga Bahkan Membalasnya Dengan Berdusta Dan Melakukan Kecurangan.

Keadilan Adalah Pengakuan Atas Perbuatan Yang Seimbang, Pengakuan Secara Kata Dan Sikap Antara Hak Dan Kewajiban. Setiap Dari Kita “Manusia” Memiliki Itu “Hak Dan Kewajiban”, Dimana Hak Yang Dituntut Haruslah Seimbang Dengan Kewajiban Yang Telah Dilakukan Sehingga Terjalin Harmonisasi Dalam Perwujudan Keadilan Itu Sendiri.

Keadilan Pada Dasarnya Merupakan Sebuah Kebutuhan Mutlak Bagi Setiap Manusia Dibumi Ini Dan Tidak Akan Mungkin Dapat Dipisahkan Dari Kehidupan. Menurut Aristoteles, Keadilan Akan Dapat Terwujud Jika Hal – Hal Yang Sama Diperlakukan Secara Sama Dan Sebaliknya, Hal – Hal Yang Tidak Semestinya Diperlakukan Tidak Semestinya Pula. Dimana Keadilan Memiliki Cirri Antara Lain ; Tidak Memihak, Seimbang Dan Melihat Segalanya Sesuai Dengan Proporsinya Baik Secara Hak Dan Kewajiban Dan Sebanding Dengan Moralitas. Arti Moralitas Disini Adalah Sama Antara Perbuatan Yang Dilakukan Dan Ganjaran Yang Diterimanya. Dengan Kata Lain Keadilan Itu Sendiri Dapat Bersifat Hokum.

Keadilan Itu Sendiri Memiliki Sifat Yang Bersebrangan Dengan Dusta Atau Kecurangan. Dimana Kecurangan Sangat Identik Dengan Perbuatan Yang Tidak Baik Dan Tidak Jujur. Atau Dengan Kata Lain Apa Yang Dikatakan Tidak Sama Dengan Apa Yang Dilakukan.

Kecurangan Pada Dasarnya Merupakan Penyakit Hati Yang Dapat Menjadikan Orang Tersebut Menjadi Serakah, Tamak, Rakus, Iri Hati, Matrealistis Serta Sulit Untuk Membedakan Antara Hitam Dan Putih Lagi Dan Mengkesampingkan Nurani Dan Sisi Moralitas.

Ada Beberapa Faktor Yang Dapat Menimbulkan Kecurangan Antara Lain ;

1.   Faktor Ekonomi. Setiap Berhak Hidup Layah Dan Membahagiakan Dirinya. Terkadang Untuk Mewujudkan Hal Tersebut Kita Sebagai Mahluk Lemah, Tempat Salah Dan Dosa, Sangat Rentan Sekali Dengan Hal – Hal Pintas Dalam Merealisasikan Apa Yang Kita Inginkan Dan Pikirkan. Menghalalkan Segala Cara Untuk Mencapai Sebuah Tujuan Semu Tanpa Melihat Orang Lain Disekelilingnya.

2.   Faktor Peradaban Dan Kebudayaan Sangat Mempengaruhi Dari Sikapdan Mentalitas Individu Yang Terdapat Didalamnya “System Kebudayaan” Meski Terkadang Halini Tidak Selalu Mutlak. Keadilan Dan Kecurangan Merupakan Sikap Mental Yang Membutuhkan Keberanian Dan Sportifitas. Pergeseran Moral Saat Ini Memicu Terjadinya Pergeseran Nurani Hamper Pada Setiapindividu Didalamnya Sehingga Sangat Sulit Sekali Untuk Menentukan Dan Bahkan Menegakan Keadilan.

3.   Teknis. Hal Ini Juga Sangat Dapat Menentukan Arah Kebijakan Bahkan Keadilan Itu Sendiri. Terkadang Untuk Dapat Bersikapadil,Kita Pun Mengedepankan Aspek Perasaan Atau Kekeluargaan Sehingga Sangat Sulit Sekali Untuk Dilakukan. Atau Bahkan Mempertahankan Keadilan Kita Sendiri Harus Bersikap Salah Dan Berkata Bohong Agar Tidak Melukai Perasaan Orang Lain. Dengan Kata Lian Kita Sebagai Bangsa Timur Yang Sangat Sopan Dan Santun.

4.   Dan Lain Sebagainya.

Keadilan Dan Kecurangaan Atau Ketidakadilan Tidak Akan Dapat Berjalan Dalam Waktu Bersamaan Karena Kedua Sangat Bertolak Belakang Dan Berseberangan.